Lompat ke isi utama

Berita

Sosialisasi Pemilu kepada Pemilih Pemula dan Pemantau Pemilu Melalui Permainan Edukasi Ular Tangga Demokrasi

Sosialisasi Pemilu kepada Pemilih Pemula dan Pemantau Pemilu Melalui Permainan Edukasi Ular Tangga Demokrasi
Cirebon, 08-09 Oktober 2022 - Bawaslu Kabupaten Cirebon kembali menyelenggarakan Sosialisasi Pengawasan partisipatif Pemilihan Umum tahun 2024 terkait Edukasi Demokrasi pada Pemilih Pemula dan Pemantau Pemilu. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pemantau Pemilu di Cirebon, yang bertempat di Hotel Apita. Hadir sebagai pembuka acara Zaki Hilmi, Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Provinsi Jawa Barat yang menuturkan bahwa Bawaslu Jawa Barat telah menciptakan permaianan edukasi demokrasi melalui ular tangga. Ini adalah inovasi baru dalam pembelajaran terkait kepemiluan dan demokrasi, yang dapat dilakukan di kalangan masyarakat. Besar harapannya permainan ini dapat diterima di kalangan masyarakat. Adapun tujuan dari adanya Edukasi Demokrasi pada Pemilih Pemula dan Pemantau Pemilu ini adalah untuk menjadi sarana bagi pelajar dan Pemantau pemilu, agar mengetahui tentang tahapan Kepemiluan tahun 2024 di Cirebon. Mendorong pelajar dan Pemantau pemilu aktif dalam pengawasan partisipatif, yaitu berupa pengawasan yang dilakukan secara mandiri, baik pemilih pemula maupun Pemantau pemilu, agar demokrasi yang berkualitas dan berintegritas dapat terwujud. Dalam kegiatan tersebut juga hadir Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih sebagai narasumber. "Sebagai pemilih pemula, jangan sampai kita disebut ketek. Ketek disini berarti Ketinggalan Teknologi di jaman berbasis digitalisasi. Dan ketika sudah memiliki hak pilih maka gunakanlah hak tersebut dengan baik," ucap wanita yang akrab disapa bunda ayu. "Money politik itu musibah bukan berkah. Musibah untuk bangsa dan negara kita. Katakan tidak pada money politik, karena tidak akan membuat kita menjadi kaya," ucap Sadaruddin Parapat, Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga. Rahmat Hidayat juga menjelaskan bahwa peran media sosial yaitu pesan edukasi mudah tersampaikan, cepat dan mudah diakses karena berbasis aplikasi dan membentuk opini dan dukungan publik. Peran media sosial dalam demokrasi yaitu memerangi hoak. Cara untuk memerangi hoak yaitu dengan mencari sumber dan konten yang valid. Sedangkan Minkhatul Maula menerangkan bahwa peran pemilih pemula itu harus punya kesadaran konstitusional, ikut mengawasi jalannya pemilu, partisipasi politik, dan kritis dalam menentukan pilihan. Nunu Sobari menjelaskan sebagai pemilih pemula yang baik itu pakailah hak pilihmu dan tidak golput. Karena itu menentukan pemimpin yang baik untuk 5 tahun mendatang. Dan yang terakhir dari Akademisi yaitu Aip Syarifudin memaparkan materinya mengenai manfaat pemilu itu ada 4 (empat) yaitu sarana perwujudan kedaulatan rakyat, sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi, sarana melakukan penggantian pemimpin secara konstitusional dan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik. Ia juga menuturkan Remaja itu berani tapi tidak mau bertanggungjawab, Remaja itu berani tapi kuran Perhatian. Remaja itu merasa mandiri tapi bimbang. Kegiatan yang dilakukan selama dua hari ini ditutup dengan bermain ular tangga demokrasi. Banyak pelajar mengajukan pertanyaan dengan narasumber yang hadir dalam acara ini untuk mengetahui informasi dan menambah pengetahuan seputar Pemilu dan Demokrasi. Selain itu, selama acara berlangsung pelajar juga berkesempatan untuk mengikuti sesi edukasi demokrasi dengan  permainan Ular Tangga Demokrasi. Hal ini bertujuan agar tersampaikannya pesan-pesan tentang Tahapan Kepemiluan kepada para pelajar yang hadir dalam sosialisasi ini, hingga tips menjadi Pemilih Pemula.   RAP